Berat badan berlebih dan obesitas masih menjadi masalah kesehatan dunia baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Seiring dengan kemajuan zaman yang serba cepat dan praktis, gaya hidup dan pemilihan makanan cepat saji menjadi salah satu faktor penting yang mendukung terjadinya masalah kesehatan utamanya berat badan berlebih dan obesitas. Menurut WHO (World Health Organization), pada abad ke-20 berat badan berlebih merupakan hal umum dan menjadi masalah epidemik global. Sejalan dengan WHO, obesitas merupakan masalah kesehatan global yang dimungkinkan akan terus meningkat.
Masalah berat badan berlebih dan obesitas merupakan masalah yang secara signifikan berkontribusi meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit kronis dan penyakit tidak menular serta berdampak pada sistem kesehatan global. Masalah berat badan berlebih dan obesitas bukan hanya menjadi masalah kesehatan individual, namun juga mencakup masalah kesehatan tingkat populasi sehingga perlu dilakukan upaya efektif dalam mengatasi masalah tersebut.
Berbagai alternatif upaya dalam mengatasi masalah berat badan berlebih dan obesitas diantaranya yaitu puasa. Praktik puasa merupakan kegiatan spiritual yang umum dilakukan pada beberapa agama. Puasa yang lazim diketahui adalah puasa Ramadhan yang dilakukan sejak terbit matahari hingga terbenam matahari selama 1 bulan penuh oleh umat Islam. Berdasarkan data dari beberapa penelitian disimpulkan bahwa adanya hubungan antara puasa Ramadhan dengan penurunan berat badan.
Pada keadaan berpuasa, tubuh mendapatkan asupan yang terbatas. Berpuasa juga memiliki teori yang mendasari pengelolaan berat badan yang dapat dijelaskan melalui mekanisme fisiologi dan perilaku. Mekanisme metabolisme tubuh akan berkontribusi pada penurunan berat badan selama berpuasa, termasuk pembakaran lemak dan pengurangan asupan kalori. Adapun tips diet menurunkan berat badan saat bulan puasa:
- Memperhatikan konsumsi makanan saat sahur dan berbuka
Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tahan lama seperti oat dan kacang-kacangan saat sahur serta mengonsumsi makanan yang bergizi saat berbuka seperti buah-buahan, sayur-sayuran yang direbus, dan mengurangi makanan yang diolah dengan cara digoreng (Ramadhanti & Oktaria, 2023).
- Menghindari tidur setelah sahur
Kalori yang didapatkan dari asupan sahur merupakan sumber energi yang digunakan tubuh untuk beraktivitas, tidur setelah sahur menyebabkan adanya penimbunan kalori sehingga meningkatkan risiko peningkatan berat badan.
- Membatasi makanan dan minuman manis saat berbuka puasa
Asupan gula pada makanan dan minuman manis dapat menyumbang energi dalam tubuh secara berlebihan sehingga menyebabkan peningkatan lemak di jaringan adiposa yang kemudian mempengaruhi peningkatan berat badan seseorang (Wiradiyanti, 2023).
- Minum air yang cukup saat puasa
Kecukupan konsumsi air putih dapat mengurangi asupan energi dalam tubuh dan membantu menurunkan berat badan, khususnya pada kondisi yang mengalami berat badan berlebih (Aprillia, Desy Dwi & Khomsan, 2014).
- Tetap melakukan aktivitas harian
Penurunan berat badan juga didukung dengan aktivitas fisik lain seperti olahraga ringan menjelang berbuka puasa. Olahraga merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan terjadinya obesitas.
Selain itu, di luar bulan Ramadhan, penurunan berat badan dapat dilakukan dengan program diet yang dilakukan secara terbatas dan dalam pengawasan. Pengurangan asupan kalori sebanyak 500 – 800 kalori per hari dari kebutuhan kalori normal sekitar 2000 – 2500 kalori per hari. Untuk mendapatkan pengurangan berat badan 0,5 – 1 kg per minggu maka perlu dilakukan pengurangan kalori sebanyak 500 – 1000 kalori per hari. Diet dilakukan dengan kadar karbohidrat rendah dibandingkan asupan makanan kadar lemak rendah pada asupan makanan. Melalui pembatasan karbohidrat dapat menurunkan berat badan 4,9 kg sedangkan pembatasan lemak hanya dapat menurunkan 2,5 kg selama 12 minggu (Munigar, 2013). Penurunan berat badan tentunya perlu diikuti dengan aktifitas fisik dan pemilihan bahan makanan serta cara pengolahan makanan yang tepat.
Daftar Pustaka
- Aprillia, Desy Dwi & Khomsan, A. (2014). Konsumsi Air Putih, Status Gizi, Dan Status Kesehatan Penghuni Panti Werda Di Kabupaten Pacitan. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(3), 167–172. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/9083
- Munigar, M. (2013). Puasa ramadhan dan obesitas. Jurnal Health Quality, 4(1), 47–53.
- Ramadhanti, A. S., & Oktaria, S. N. (2023). Pengaruh Berpuasa Untuk Menurunkan Berat Badan dan Menurunkan Risiko Obesitas. Religion: Jurnal Agama, Sosial …, 1(2023), 971–978. https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/view/803
- Wiradiyanti, A. T. (2023). Perbedaan Asupan Gula Minuman Kemasan Dan Status Gizi Pada Siswa Puasa Sunnah. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 5367–5373.
Author: Luthfia Miftahurrahmah Daroini