Air merupakan zat yang tidak memiliki warna, rasa, dan aroma. Meski tampak sederhana, air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Fungsi utama air bagi manusia adalah sebagai air minum, yang menjadi kebutuhan vital sehari-hari.
Air dan Tubuh Manusia
Sekitar 60% tubuh manusia terdiri dari air yang tersebar di plasma darah, jaringan lunak, serta organ vital. Beberapa organ bahkan memiliki kandungan air yang sangat tinggi:
- Otak: 95%
- Darah: 82%
- Jantung: 75%
- Paru-paru: 86%
- Ginjal: 83%
Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mendukung metabolisme, orang dewasa membutuhkan asupan air minum minimal 1,5–2 liter per hari. Air minum yang aman dikonsumsi harus memenuhi syarat fisik, yaitu jernih (tidak berwarna), tawar (tidak berasa), tidak berbau selain bau khas air, serta sebaiknya memiliki suhu sejuk sekitar +25°C (di bawah suhu udara).
Kebiasaan Minum Air di Iklim Tropis
Meski air bersuhu ruang dianggap ideal, sebagian orang merasa kurang nyaman mengonsumsinya. Apalagi di Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu panas di siang hari, banyak orang lebih memilih air dingin atau air es untuk melepas dahaga.
Namun, masyarakat sering kali dihadapkan pada berbagai mitos terkait air dingin. Salah satunya adalah anggapan bahwa minum air es dapat menyebabkan kegemukan atau membuat perut buncit, terutama pada perempuan. Padahal, pandangan tersebut belum terbukti secara ilmiah dan lebih merupakan persepsi yang diwariskan secara turun-temurun.
Fakta Ilmiah: Tubuh dan Termoregulasi
Tubuh manusia dirancang dengan sangat sempurna oleh Tuhan untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi. Salah satu mekanisme penyesuaian tersebut adalah termoregulasi, yaitu proses menjaga suhu inti tubuh tetap stabil pada kisaran 37°C. Ketika seseorang mengonsumsi air dingin atau bahkan air es, tubuh akan segera menyesuaikan suhunya. Air yang masuk tidak akan tetap dalam keadaan es atau tetap bersuhu dingin di dalam tubuh. Melalui proses termoregulasi, suhu air akan disamakan dengan suhu tubuh sehingga tetap aman dan tidak menyebabkan perut buncit maupun kegemukan.
Fakta Konsumsi Air Es dan Kegemukan
Fakta yang harus kita ketahui adalah:
Konsumsi air es tidak menyebabkan kegemukan
Lah? Kok bisa? Bisa dong!
Karena faktanya, air es atau air dingin yang berasal dari air mineral tanpa penambahan gula, sirup, atau pemanis tidak mengandung kalori tambahan. Jadi, minum air es murni tidak akan menambah berat badan.
Lalu, kapan air es bisa membuat gemuk?
Air es baru bisa berkontribusi terhadap kenaikan berat badan jika dicampur dengan bahan lain yang tinggi kalori, seperti:
❄️ Es manis → misalnya es teh manis, es jeruk, es buah dengan tambahan gula.
❄️ Es sirup → sirup kemasan maupun botolan (contoh: es sirup marjan).
❄️ Es bubuk instan → kopi susu sachet, milk tea, iced matcha latte, bubble tea (karena mengandung gula dan krimer).
❄️ Minuman soda dingin → minuman berkarbonasi kemasan dengan gula tinggi.
Jadi, bukan suhu dingin air yang bikin gemuk, melainkan kalori tambahan dari campurannya.
Kesimpulan
Air adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan. Konsumsi air, baik bersuhu ruang maupun dingin, sama-sama bermanfaat bagi tubuh. Yang terpenting adalah memastikan kualitas air minum tetap aman, bersih, dan dikonsumsi dalam jumlah yang cukup setiap hari.
Dengan memahami fakta ilmiah di balik mekanisme tubuh, kita bisa lebih bijak menyikapi berbagai mitos yang beredar. Jadi, tak perlu khawatir lagi menikmati segelas air dingin atau air es, terutama saat cuaca panas, selama kualitas airnya terjamin dan tidak ditambahkan bahan tinggi kalori.
Daftar Pustaka
- Mulia, Ricky M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
- Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Supariasa, Hardinsyah. 2016. Ilmu Gizi Aplikasi dan Teori. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

