Gizi seimbang adalah susunan makanan harian yang mengandung zat gizi dalam jumlah dan jenis sesuai dengan kebutuhan tubuh seseorang. Selain itu, konsep ini juga memperhatikan prinsip variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan makanan, serta berat badan yang ideal atau status gizi yang baik (3). Makan makanan yang bergizi seimbang merupakan hal yang sangat penting bagi tubuh manusia karena dengan terpenuhinya gizi seimbang membantu untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur (1). Pedoman gizi seimbang dituangkan dalam bentuk tumpeng atau biasa dikenal dengan Tumpeng Gizi Seimbang.
Prinsip pedoman gizi seimbang didasarkan pada 4 pilar, yaitu konsumsi makanan yang bervariasi, aktivitas fisik, kebersihan diri dan lingkungan, serta pemantauan berat badan. Selain itu, panduan keseimbangan gizi dilengkapi dengan gambar visual berupa Piringku: Porsi per makan yang dapat digunakan sebagai panduan makanan. Visualisasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran pangan yang realistis, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pola makan seimbang adalah yang mengandung zat gizi atau zat gizi seimbang, antara lain protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya, tanpa kelebihan atau kekurangan, berdasarkan kebutuhan pola makan sehari-hari. Aktivitas fisik dan kebersihan makanannya juga harus diperhatikan. Tubuh membutuhkan pola makan yang seimbang dan bergizi untuk menjaga kesehatan fisik dan mental (5).
(Pedoman makan bergizi seimbang, sumber: kemenkes)
Perilaku makan yang tidak sesuai dengan prinsip gizi seimbang memiliki dampak jangka jangka panjang terhadap kesehatan, diantaranya yaitu:
1. Jantung koroner
Konsumsi makanan cepat saji yang mengandung tinggi garam, gula, dan lemak tidak sehat dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kolesterol. Mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung tinggi lemak dan protein yang kurang memperhatikan serat (7).
2. Diabetes
Asupan gizi yang tidak tidak seimbang serta tidak mempunyai keteraturan makan dengan porsi yang telah ditentukan menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh tidak terkontrol (8).
3. Obesitas
Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama pada jaringan adiposa, sehingga kesehatan terganggu (2). Faktor pola makan yang menyebabkan obesitas adalah pola makan makanan siap saji (fast food) dan makanan dengan gizi rendah (junk food). Makanan tersebut cenderung meliputi kandungan gula dan lemak yang tinggi namun kandungan seratnya rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan gizi harian (6).
Berdasarkan 4 pilar gizi seimbang terdapat pengembangan terkait 10 pesan gizi seimbang yang dapat diterapkan agar tubuh sehat, diantaranya:
- Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
- Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak
- Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal
- Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
- Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Biasakan sarapan pagi
- Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
- Banyak makan buah dan sayur
- Biasakan membaca label pada kemasan pangan
- Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
Rincian mengenai Pedoman Gizi Seimbang yang ada di Indonesia dirangkum dalam Tumpeng Gizi Seimbang sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat (4).
Daftar Pustaka
- Budiarti, E., Rohmah, S., Kasiati, Pertiwi, H., & Umilia. (2023). Meningkatkan Pemahaman Pentingnya Makan Makanan Bergizi Seimbang melalui Kegiatan Makan Bersama di Ra Al Fata Rokan Hulu. HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(4), 218–229. https://doi.org/10.51878/healthy.v1i4.1817
- Gloria Doloksaribu, L., & Rumida, R. (2021). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas pada Orang Dewasa : Studi Literatur. Wahana Inovasi : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat UISU, 10(2), 272–279.
- Ilhami, A. (2024). Kesadaran Orang Tua tentang Pentingnya Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2-4 Tahun. Tumbuh Kembang: Kajian Teori Dan Pembelajaran PAUD, 11(1), 30–42. https://jtk.ejournal.unsri.ac.id/index.php/tumbuhkembang
- Kemenkes RI. “Apa saja sepuluh pedoman gizi seimbang?”. p2ptm.kemkes.go.id. 2019. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-sepuluh-pedoman-gizi-seimbang
- Pangestuti, D. R., Lisnawati, N., Asna, A. F., Kartini, A., Rahfiludin, M. Z., & Sulistyawati. (2023). Edukasi Indeks Gizi Seimbang pada Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(3), 962–975.
- Qurrotul ’Aini, N. D., Maharani, A. A., Maharani, T. D., Nurannisa, N. S., & Herbawani, C. K. (2023). Risiko Obesitas pada Anak Akibat Konsumsi Fast Food dan Junk Food: Literature Review. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF), 4(2), 110–119. https://doi.org/10.24853/mjnf.4.2.110-119
- Rachmawati, F., Hidayah, F. N., Safitri, H., Ersaputri, T., Aulia Fauziah, Z., & Dyah Dewi Arini, L. (2025). Hubungan Pengetahuan Pola Makan dengan Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Remaja. Mahasiswa Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 3(1), 12–19. https://jurnal.stikes-ibnusina.ac.id/index.php/jumkes
- Vena, R., & Catur Yuantari, M. (2022). Kajian Literatur: Hubungan antara Pola Makan dengan Kejadian Diabetes Melitus. JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 9(2), 255–266. https://doi.org/10.31596/jkm.v9i2.672
Author: Riski Wiranti, S.Gz