Apa yang kamu ketahui tentang gizi seimbang? Hampir sebagian besar dari kita sangat tidak asing dengan konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” yang mengusung konsep gizi seimbang terdahulu. Nyatanya, konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” sudah lama digantikan dengan pedoman gizi seimbang yang baru yakni “Isi Piringku”. Lalu, apakah “Isi Piringku” berbeda dengan “Empat Sehat Lima Sempurna”? Dari kedua pedoman, manakah yang lebih mengimplementasikan pedoman gizi seimbang?
Pada masa transisi ini, era globalisasi memengaruhi perubahan gaya hidup terutama pada gaya konsumsi makanan tinggi kalori dan kurangnya aktivitas fisik sehingga menyebabkan peningkatan risiko terjadinya malnutrisi. Pemilihan makanan yang kaya akan bahan tambahan pangan menyebabkan adiksi pada masyarakat. Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar menggunakan empat pilar pedoman gizi seimbang, yaitu:
- Makan yang beraneka ragam
- Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Melakukan aktivitas fisik
- Monitor berat badan (BB) ideal
Penerapan empat pilar tersebut sebagai upaya pencegahan timbulnya masalah gizi. Pemilihan makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan pola gizi seimbang ditunjang oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pengetahuan gizi yang baik (Chairani et al., 2024). Pedoman isi piringku merupakan bentuk edukasi gizi kepada masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat.
Konsep Empat Sehat Lima Sempurna pastinya sudah sangat melekat pada konsep gizi seimbang sejak tahun 1952 yang digaungkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo. Pada konsep ini, mengandung makna “empat sehat” yang berarti menu makanan yang dikonsumsi hendaknya memuat makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah. Kemudian, “lima sempurna” dikhususkan untuk susu yang berperan sebagai ‘penyempurna’ gizi. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian oleh para Ahli Gizi, konsep “empat sehat lima sempurna” tidak lagi berlaku dan digantikan dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) berupa konsep “Isi Piringku”.
Perubahan konsep ini karena tidak relevannya konsumsi susu sebagai ‘penyempurna’ gizi, karena susu merupakan bagian dari sumber protein hewani. Melalui konsep “Isi Piringku” diharapkan kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi dengan tepat. Lantas, bagaimana cara membaca gambar isi piringku?
Sumber: (Kemenkes RI & Darmawanti, 2022)
Dalam Isi Piringku setiap kali makan, setengah atau 50% dari piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah bagian lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Penjabaran dari penjelasan tersebut adalah sesuai pada isi piringku sebagai panduan sekali makan, dalam satu kali makan 1/3 piring diisi oleh makanan pokok (nasi atau penukar lain), 1/6 piring diisi oleh lauk pauk (baik protein hewani maupun protein nabati), 1/3 piring lainnya diisi oleh sayuran dan 1/6 lainnya diisi oleh buah-buahan.
- Makanan Pokok
Makanan pokok merupakan jenis bahan pangan yang mengandung karbohidrat yang sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian budaya berbagai etnis di Indonesia. Keberagaman makanan pokok sesuai dengan wilayah dan budaya serta kearifan lokal setempat. Makanan pokok di Indonesia diantaranya nasi, jagung, ubi, singkong, sagu, talas, dan produk olahannya (roti, mie, dll)
- Lauk Pauk
Lauk pauk merupakan jenis bahan pangan yang terdiri dari sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Lauk pauk sumber protein hewani meliputi daging (sapi, kambing, domba, dll), unggas (ayam, bebek, angsa,dll), ikan air tawar, ikan air asin (termasuk hasil laut), telur, susu dan berbagai produk olahannya. Sedangkan lauk pauk sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo, dsb)
- Sayur
Sayuran merupakan jenis pangan sumber vitamin dan mineral. Kandungan utama dalam sayuran adalah karoten, vitamin A, vitamin C, zat besi, fosfor, dan zat penunjang lainnya. Kandungan vitamin dan mineral pada sayuran berperan sebagai antioksidan. Pengolahan sayuran dapat beragam, ada sayuran yang dapat dikonsumsi secara langsung dan ada sayuran yang perlu diolah terlebih dahulu.
- Buah
Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin dan mineral serta serat pangan. Sama hal nya dengan sayuran, kandungan yang ada pada buah-buahan berperan sebagai antioksidan.
Selain 4 komponen (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) yang ada pada pedoman isi piringku, terdapat ajakan mengonsumsi air putih yang cukup yakni 2 liter atau setara dengan 8 gelas air setiap hari, aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebagai bentuk penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna menunjang optimalnya kesejahteraan kesehatan masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka
- Chairani, A., Hadiwiardjo, Y. H., Kristanti, M., & Prabarini, I. R. S. (2024). Pentingnya Edukasi Gizi Seimbang dan Pengenalan Isi Piringku pada Siswa Remaja SMA Islam. SEGARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 60–64. https://doi.org/10.33533/segara.v1i2.7301
- Kemenkes RI. (2024). Isi Piringku, Panduan kebutuhan Gizi Seimbang Harian. https://ayosehat.kemkes.go.id/isi-piringku-kebutuhan-gizi-harian-seimbang
- Kemenkes RI, & Darmawanti, B. (2022). Isi Piringku: Pedoman Makan Kekinian Orang Indonesia.
Author: Luthfia Miftahurrahmah Daroini