Cara Tubuh Membersihkan Sel Rusak dan Meningkatkan Kesehatan :
Autophagy adalah proses biologis di mana sel-sel tubuh membersihkan diri dengan mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak lagi berfungsi. Proses ini memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan seluler, mencegah penyakit, dan memperlambat penuaan. Puasa diketahui sebagai salah satu pemicu utama autophagy, berdasarkan berbagai penelitian ilmiah dan pendapat para ahli di bidang kesehatan dan metabolisme.
Apa Itu Autophagy ?
Istilah “autophagy” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “memakan diri sendiri.” Proses ini pertama kali mendapat perhatian luas ketika Yoshinori Ohsumi, seorang ilmuwan Jepang, memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016 atas penelitiannya tentang mekanisme autophagy (Levine & Kroemer, 2019). Dalam kondisi normal, sel menggunakan autophagy untuk mendaur ulang komponen yang rusak, membantu regenerasi, dan mempertahankan keseimbangan metabolisme.
Namun, autophagy tidak selalu aktif dalam tubuh. Mekanisme ini cenderung meningkat dalam kondisi stres, seperti saat tubuh mengalami defisit energi misalnya ketika sedang berpuasa.
Bagaimana Puasa Memicu Autophagy?
Ketika seseorang berpuasa, kadar glukosa dan insulin dalam darah menurun, sementara hormon seperti glukagon meningkat. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (de Cabo & Mattson, 2019), kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi aktivasi autophagy. Selama fase puasa, tubuh tidak memiliki pasokan energi dari makanan, sehingga mulai mencari sumber energi alternatif. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang protein dan organel sel yang sudah usang melalui autophagy. Proses ini tidak hanya menyediakan energi tetapi juga menghilangkan komponen seluler yang dapat menyebabkan penyakit.
Manfaat Autophagy bagi Kesehatan :
- Mencegah Penyakit Neurodegeneratif
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa autophagy membantu membersihkan agregat protein yang berhubungan dengan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson (Nixon, 2013). Dengan meningkatnya autophagy, risiko kerusakan saraf akibat akumulasi protein abnormal dapat berkurang. - Melawan Penuaan dan Meningkatkan Umur Panjang
Studi pada hewan menunjukkan bahwa peningkatan autophagy berhubungan dengan umur yang lebih panjang. Menurut penelitian di Cell Metabolism (Madeo et al., 2019), hewan yang mengalami peningkatan autophagy akibat pembatasan kalori memiliki umur lebih panjang dan lebih sehat dibandingkan kelompok yang tidak mengalami autophagy tinggi. - Meningkatkan Ketahanan Tubuh terhadap Penyakit
Autophagy berperan dalam sistem imun dengan membantu sel mengenali dan menghancurkan patogen seperti virus dan bakteri (Deretic et al., 2013). Ini menjelaskan mengapa puasa dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi. - Menjaga Kesehatan Metabolisme dan Mencegah Diabetes
Resistensi insulin adalah faktor utama dalam perkembangan diabetes tipe 2. Menurut studi oleh Diabetes Research and Clinical Practice (Borgesius et al., 2020), autophagy yang diaktifkan melalui puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu tubuh mengatur kadar gula darah dengan lebih baik.
Bagaimana Mengoptimalkan Autophagy melalui Puasa?
Para ahli merekomendasikan beberapa metode untuk memaksimalkan autophagy melalui puasa, yaitu :
- Puasa Intermiten (Intermittent Fasting) : Berpuasa selama 16-24 jam dapat meningkatkan autophagy, terutama jika diiringi dengan pembatasan asupan karbohidrat.
- Puasa Berkala (Extended Fasting) : Puasa selama 24-48 jam dapat mengoptimalkan proses autophagy, tetapi harus dilakukan dengan pengawasan medis.
- Olahraga dalam Keadaan Puasa : Aktivitas fisik saat puasa juga dapat mempercepat aktivasi autophagy dengan meningkatkan stres metabolik pada sel.
Puasa adalah cara alami yang efektif untuk mengaktifkan autophagy, membantu tubuh membersihkan sel-sel yang rusak, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa autophagy yang diinduksi oleh puasa dapat melindungi otak, meningkatkan metabolisme, mencegah penyakit kronis, dan bahkan memperpanjang umur. Oleh karena itu, mengadopsi pola makan yang memasukkan puasa secara teratur bisa menjadi strategi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jangka panjang.
Jika Anda tertarik untuk mencoba puasa demi kesehatan, konsultasikan dengan profesional medis untuk memastikan metode yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Daftar Pustaka
- De Cabo, R., & Mattson, M. P. (2019). Effects of intermittent fasting on health, aging, and disease. New England Journal of Medicine, 381(3), 254–263.
- Deretic, V., Saitoh, T., & Akira, S. (2013). Autophagy in infection, inflammation and immunity. Nature Reviews Immunology, 13(10), 722–737.
- Levine, B., & Kroemer, G. (2019). Biological functions of autophagy genes: A disease perspective. Cell, 176(1–2), 11–42.
- Madeo, F., Zimmermann, A., Maiuri, M. C., & Kroemer, G. (2019). Essential role for autophagy in life span extension. Cell Metabolism, 30(3), 462–472.
- Nixon, R. A. (2013). The role of autophagy in neurodegenerative disease. Nature Medicine, 19(8), 983–997.
Borgesius, N. Z., et al. (2020). The role of autophagy in insulin resistance and diabetes. Diabetes Research and Clinical Practice, 162, 108085.
Author: Tri Widiawati